T-Shaped Person


Ada seseorang yang tidak puas hanya dengan satu minat. Ada yang selalu mencoba banyak hal. Selama bertahun-tahun, dimulai dari berenang hingga menggambar, pemodelan 3D, panjat tebing hingga penulisan esai hingga bisnis online. Namun di sepanjang waktu, ada satu hal yang akan tetap menjadi fokus, menulis misalnya, bidang keahlian yang akan dibanggakan untuk dikatakan kepada orang lain.

Lebih lanjut, sebagai contoh, Henry David Thoreau. Orang-orang mengingatnya karena tulisan-tulisannya tentang alam dan politik, tetapi Henry juga masuk ke bidang sejarah, biologi, puisi, tumbuh-tumbuhan, travel, survei tanah, dan banyak lagi.

Ada julukan untuk fenomena seseorang dengan berbagai minat namun fokus pada satu bidang. Julukan itu bernama T-Shaped Person, dan itu adalah salah satu konsep yang paling kuat bagi siapa saja yang ingin membangun keahlian yang beragam sambil tetap memiliki spesialisasi yang berharga (fokus utama).

Apakah itu T-Shaped Person?
"A T-Shaped person has deep knowledge/skills in one area and a broad base of general supporting knowledge/skills."

Jika kedalaman dan keluasan divisualisasikan, maka akan membentuk huruf “T”.
Rincian persisnya akan berbeda dari masing-masing orang. Memang, jika baru memulai suatu hal, pengetahuan / skill -set-nya akan dimulai dengan “I” (spesialis tanpa pengetahuan umum)
Atau mungkin “dash” dengan pengetahuan umum yang beragam tapi tanpa spesialisasi.
Keuntungan menjadi T-Shaped Person
Ketika berkomitmen untuk menjadi T-Shaped Person, manfaat yang didapat dari spesialisasi dan generalisasi, sambil menghindari jebakan menjadi hanya spesialis atau generalis. Antara lain:

Baik dalam berkolaborasi dengan orang lain
Karena T-Shaped Person memiliki pengetahuan yang luas, akan cukup mengetahui bagaimana berkomunikasi dengan para spesialis di berbagai bidang. Hal ini akan membuat kolaborasi semakin mudah. Contohnya, jika ada seseorang dengan jurusan sejarah (spesialis sejarah) dengan pemahaman dasar visualisasi data, maka dia dapat bekerja lebih efektif dengan siswa ilmu komputer yang membantunya membuat model tren sejarah dalam tugas akhirnya.

Tetap tertarik
Jika hanya fokus pada satu bidang, itu akan terasa monoton. Bagaimanapun menariknya topik tersebut, variasi adalah kunci untuk menjaga pikiran tetap terhubung. Sebagai T-Shaped person, selalu ada bidang lain untuk diarungi ketika sedang jenuh dari suatu spesialisasi.

Mengalami kepuasan mendalam
Bahkan saat sedang berpindah ke bidang yang berbeda untuk menghindari kebosanan, akan datang rasa kepuasan dari menyelami suatu bidang. Semakin dalam melangkah, semakin menyadari betapa luasnya bidang pengetahuan yang T-Shaped miliki dan betapa ada masa depan pembelajaran di masa depan.

Menjadi lebih kreatif
Ada gagasan klasik dalam seni (dan dalam bisnis) bahwa gagasan terbesar terjadi di persimpangan disiplin ilmu. Ketika memiliki basis pengetahuan yang luas, maka hal itu bisa dimanfaatkan untuk membangun kekebalan terhadap “paradoks keahlian” dimana pengetahuan tentang satu bidang mengaburkan suatu kemampuan untuk melihat ide-ide baru. Contohnya dalam channel Youtube Vihart menunjukkan kepada kita apa yang terjadi pada pertemuan dari matematika, musik, dan seni visual.

Lebih atraktif bagi atasan
T-Shaped person bisa memiliki resume yang menonjol dibandingkan dengan seseorang yang hanya fokus pada jurusan mereka dan tidak pernah bercabang. Terutama pada saat wawancara, manager perekrutan membayangkan T-Shaped person akan bisa membawa lebih banyak kemampuan ke pekerjaannya.

Sabar, Lebih dari Cukup


Menjelang akhir tahun 2018 ini sebenernya aku ada jadwal untuk merilis minibuku "TUTORIAL JADI KEREN". Berpacu dengan berbagai kondisi dan waktu demi sedikit operasional dari hasil menjual minibuku.

Berkutat dengan revisi-revisi yang ada setelah berganti haluan dari buku yang di drop, berjudul  "LIFE" dan minibuku ini ditargetkan untuk mulai naik cetak sebelum tanggal pengiriman di 17 Desember. Hari H untuk naik cetak hampir tiba dan masih ada beberapa revisi yang mengharuskan ku mencetak minibuku di tanggal 17 Desember, Senin.

Pagi hari, 17 Desember, aku mulai kembali melakukan aktivitas dan beberapa revisi minor sebelum  pukul 08.00 rencana bertolak ke percetakan untuk mencetak minibuku. Naas memang ternyata laptop ku tidak bisa menyala. Ada dua lampu indikator di laptop tapi memang hanya lampu indikator baterai yang hidup, satunya ya karena memang laptopnya tidak bisa hidup.

Semua data memang aku backup baik di komputer maupun di laptop tapi untuk data minibuku "TUTORIAL JADI KEREN" hanya laptop ku yang memilikinya.

Ditambah aku juga harus kembali mencetak minibuku "INTROVERT SIDE" dan ingatku aku pernah menyimpannya di kiriman email atau google drive, setelah melalui pencarian, ternyata tidak ada.

Rasanya ada benang kusut tak terlihat di atas kepalaku, bagian belakang kepalaku mulai sedikit sakit. Cobaan memang tidak ada yang tau, dan memang belum siap untuk itu kecuali menerimanya (sambil menekan tombol power laptop berulang kali berharap bisa menyala). Kepalaku menempel di keyboard laptop mencoba menikmatinya.

Pagi itu rasanya pandanganku kosong berjalan ke belakang studio dan ke kamar mandi, sambil merenung dan bertanya balik pada diriku "apa niatku salah?"

"Apa niatku salah?"

"Apa yang kulakukan ini salah?"

"Apa niatku karena uang operasional yang ingin kudapatkan dari menjual minibuku ini salah?"

Tapi pagi itu yang bisa kulakukan hanya menerima.

Menuju siang sekitar pukul 11-an aku mulai menghubungi service center merek laptopku dan mencoba menghubungi percetakan langgananku untuk menanyakan apa data minibuku yang pernah aku cetak masih ada.

Alhamdulillah data minibuku masih ada dan berkat pertolongan temanku Abyant yang meng-copy-kannya karena aku ada sampingan yang harus diselesaikan. Perbaikan laptop akhirnya tidak ke service center tapi ke rekanan teman karena jarak yang lebih dekat.

Selebihnya aku hanya bisa bersabar sambil merenung mungkin hikmahnya aku harus beristirahat sejenak dari rutinitas ini.

Beberapa waktu lalu sering ingin menyerah tapi ini tidak ke arah itu.


SABR.

"You will be tested in so many different ways, in a ways that you will never ever be able to imagine.

You will go through trials and hardships, it will be the hardest things you will ever face.

You will feel weak, you will want to give up. You will feel betrayed and hurt. You will sometimes see no way out.

Sabr is one of the most important things you will learn to have, even for those who don't have it.

It will grow within you, and you have to let it grow to its full potential, you will come to realize that sabr is something that you have to attain, without it you will fall into pieces.

Every trials you go through will sometimes get harder than the last one, but when I tell you this. Honestly, I say it with all my heart, every hardship will be worth it.

Having sabr is one of the best things you will ever learn to keep close to your heart. You will guard yourself, even on the days you will feel like you have nothing, you have everything.

Having sabr is more than enough to get through this dunya."

- unknown -


Melalui ini juga aku ingin menyampaikan duka cita untuk korban gempa selat sunda semoga keluarga yang ditinggalkan diberikan ketabahan dan semoga korban di lapangkan kuburnya.

Allahumma firlahu warhamhu wa'afihi wa'fuanhu.
"Ya Allah, ampunilah dosanya, berilah RahmatMu, sejahtera dan maafkanlah"

Revisi-Revisi-Revisi-dan-Revisi



Salam, Kak..

Beberapa waktu lalu pada tanggal 29 Agustus, Sendy pernah memasang di insta-story sebuah gambar cover dari rencana buku berjudul “LIFE” dengan pesan singkat “Bulan depan, jika tidak ada halangan. Semoga…”

Buku itu memang sedang dalam proses produksi dan sudah 70% pada progresnya. Tapi ternyata ada beberapa hal yang harus dipertimbangkan kembali sehingga buku yang rencananya akan dirilis pada 29 September harus di drop dulu dan utamanya karena kontennya yang harus banyak direvisi sekitar 40 halaman dan penambahan 20 halaman.



Mengingat waktu, tenaga dan biaya yang ada, akhirnya kembali memutuskan dengan beralih ke format minibuku.

Dan…

Akhirnya “TUTORIAL JADI #KEREN” yang akan dinaikkan terlebih dahulu untuk menambah sedikit-banyak amunisi operasional. Rencananya sore ini (12 Desember 2018) sudah akan dibuka untuk Pre-Ordernya dan akan mulai dikirimkan mulai 17 Desember 2018. Dipesan ya Kak. Ditunggu. :”))

Melalui ini Sendy menyampaikan permohonan maaf atas segala kekurangan.



Terima kasih atas dukungannya.


Wasalam,
Sendyrian.

Membuka Memori Jangka Panjang



Memori manusia adalah sebuah mekanisme yang sangat kompleks dan melibatkan banyak area otak. Otak kita menyimpan memori di berbagai lokasi berbeda dan menciptakan hubungan di antara memori-memori tersebut, yang terkadang kita sebut sebagai asosiasi.

Sering kali, kaum introvert tidak dapat memikirkan satu pun hal yang relevan dalam otak kita karena belum memicu asosiasi dalam memori jangka panjangnya. Pikiran kita seperti kosong. Itulah sebabnya mengapa kita kaum introvert bahkan dapat melupakan apa yang kita nikmati dan apa yang merupakan keahlian kita. Kita perlu menemukan suatu tuas penghubung untuk menarik suatu pengalaman dari dalam memori kita. Inilah bagian yang mengasyikkan--sebagian besar informasi dalam memori jangka panjang disimpan dengan beberapa tuas atau kunci (asosiasi) berbeda untuk membukanya. Akan tetapi, jika kita dapat menemukan satu kunci saja, kita dapat memancing keseluruhan memori yang ada.

Seperti contoh, duduk relaks di sebuah taman, dan membiarkan pikiran kita menerawang dan berasosiasi dengan kunci-kunci indra, seperti wewangian, gambar, suara, rasa yang kita terima melalui tubuh kita, atau rasa dari sesuatu yang menyenangkan. Atau memikirkan suatu kunci emosional, seperti apa yang kita rasakan terakhir kali kita melakukan hal yang menyenangkan. Biarkan pikiran kita menerawang; berpindah dari satu asosiasi ke asosiasi lainnya.

Mungkin perasaan damai dari duduk di taman di hari yang cerah akan kembali kepada kita, dan dengan perasaan itu akan muncul sebuah pemikiran "aku menyukai taman ini", "aku menikmati berada di sini. Kita dapat pergi ke taman itu atau terus bersantai dan mencari memori lainnya. Tuliskan memori yang sudah ditemukan agar kita dapat menggunakannya di lain waktu ketika kita tidak dapat mengingat apa yang kita sukai. Gunakan juga kunci-kunci tersebut untuk membuka memori kita dan mencari tahu apa yang menjadi kelebihan kita.

----
Dari buku "The Introvert Advantage - Berkembang dan Berhasil di Dunia Ekstrovert", Marti Olsen Laney, Psy.D.

Waktu yang Kita Miliki

Manusia sesungguhnya dilengkapi dengan salah satu resource yang sangat luar biasa yang kalau saja bisa memanfaatkannya dengan baik akan membuat kita menjadi luar biasa. Ya. Waktu.

Kita semua mempunyai waktu yang sama di bumi ini, 24 jam sehari. Tapi mengapa ada yang bisa membuat perubahan besar dalam hidupnya dengan mampu membangun “kerajaan”nya, di lain sisi hanya ada yang selalu berkutat dengan distraksi minor tanpa membuat perubahan yang berarti.

Waktu tidak akan pernah kembali.
Kita pasti pernah menyesali beberapa hal atau bahkan banyak, tentang, “seandainya saya berangkat ke stasiun 10 menit lebih awal pasti saya tidak akan tertinggal kereta menuju tempat tes”, “Seandainya saya bisa membawa ayah beberapa jam lebih awal ke rumah sakit, mungkin ayah masih bersama kita sekarang”, dan banyak penyesalan lainnya mengenai waktu. Mungkin akan lebih menyakitkan jika di masa senja kita menyesalkan masa muda kita misalnya dengan berucap “seandainya saya memanfaatkan masa muda dengan belajar dengan baik” dan lainnya. Waktu tidak akan pernah kembali.

Waktu kita terbatas di dunia ini.
Steve Jobs pendiri Apple Inc, pernah menyampaikan penemuan terbesarnya saat pidato di hadapan para mahasiswa Universitas Stanford di 2005, ia mengungkapkan hal itu adalah kematian. Kesadaran bahwa pada akhirnya ia akan meninggalkan kehidupan untuk selamanya, mendorong dirinya memaknai setiap waktu yang tersisa dan mempersiapkan diri kapan saja waktunya sang maut menjemput.

Seperti yang kita ketahui Jobs melakukan hal yang luar biasa dalam waktu hidupnya yang terbatas untuk dunia teknologi dengan produk-produk luar inovatifnya di bawah "kerajaannya" yang ia bangun, Apple, Inc.

Waktu kita terbatas di dunia ini dan merupakan pilihan juga untuk kita apakah ingin memanfaatkan waktu yang kita miliki untuk menjadi bermanfaat bagi orang lain atau kita hanya ingin mati begitu saja tanpa meninggalkan apa pun.

Dengan lebih menghargai waktu, kita menjadi lebih menghargai hal-hal lainnya.
Waktu merupakan resources yang tidak dapat kita sentuh atau genggam. Bagaimanapun kita sangat terikat dengan waktu karenanya kita masih berada di dunia ini, masih dapat merasakan betapa pentingnya berbagi kepada mereka yang mengalami kekurangan, masih dapat mempelajari banyak hal yang kita sukai, masih dapat melihat senyuman mereka orang yang kita sayangi. Masih banyak lagi.

Lebih dari itu kita akan menghargai hal-hal kecil lainnya di masa lalu yang kita lakukan dengan konsisten untuk mendapatkan hal besar di masa depan.

Terkait hal buruk yang kita alami di masa lalu, tidaklah perlu kita terlalu menyesalinya karena masa lalu tidak akan berubah dan masa depan masih dapat kita raih, sesungguhnya tidak ada yang terlambat jika kita ingin merubah suatu hal, tapi yang perlu diingat apa kita masih punya (banyak) waktu?

#01 - Dunia Apa Ini?




Setelah celingak-celinguk, melihat-lihat
keadaan sekitar dan meningkatkan level
kewaspadaan menjadi lebih dari 100%,
kuberanikan diri untuk menyeberanginya.


Dan, masih tak ingin kupercaya
baru saja aku melewati portal waktu.
Introvert in an Extrovert world Sendysaga crosses the Parallel Universe Portal

#00 - [Prologue] Portal ke Dunia Lain




Tak pernah terbayangkan oleh ku sebelumnya.
Sampai aku mengalaminya sendiri.




Berdagang Itu Sunnah


Salam,

Beberapa waktu lalu Sendy membaca kiriman dari seseorang di dalam grup whatsapp. Tulisan menarik tentang berdagang itu sunnah. Menurut Sendy tulisannya itu menarik dan pas. Pas karena Sendy jarang membaca chat group karena ketinggalan dan bertumpuk.

Nah, ditengah tumpukan itu Sendy membaca tulisan tersebut. Mungkin tulisannya sudah banyak tersebar secara luas dan banyak yang sudah membacanya, tapi Sendy ingin menyimpannya disini.

Alhamdulillah for Everything


Alhamdulillah for everything I have,

Alhamdulillah for everything I had and

Alhamdulillah for everything I will have


Dalam buku "Mengetuk Sanubari dengan Hadits Qudsi, Iman al-Ghazali (450-505H)

Ada bagian tulisan yang sangat Sendy sukai dan akan Sendy share sedikit disini.

"
Allah Subhanahu wa ta'ala berfirman, “Wahai anak Adam! Sabarlah dan bersikaplah tawadu, niscaya Aku muliakan engkau.

Bersyukurlah pada-Ku, niscaya Aku tambah untukmu. Mintalah ampunan pada-Ku, niscaya Aku mengampunimu. Apabila engkau berdoa pada-Ku, niscaya Aku kabulkan. Bertobatlah pada-Ku niscaya Aku terima tobatmu. Mintalah pada-Ku, niscaya Kuberi. Bersedekahlah, niscaya Aku berkahi rezekimu. Sambunglah tali silaturahmi, niscaya Aku panjangkan umurmu. Mintalah pada-Ku kesehatan, keselamatan, keihklasan dalam berkehendak, warak kepada Allah dalam bertobat, dan kekayaan dalam bersikap kanaah.

Wahai anak Adam! Bagaimana engkau ingin beribadah padahal engkau dalam kekenyangan? Bagaimana engkau ingin mencintai Allah padahal engkau cinta pada dunia? Bagaimana engkau bisa cemas pada Allah padahal engkau takut miskin? Bagaimana engkau bisa bersikap warak padahal engkau tamak terhadap dunia? Bagaimana engkau ingin mendapat rida Allah tanpa menolong fakir miskin? Bagaimana engkau bisa mendapat rida-Nya padahal engkau bakhil? Bagaimana engkau ingin mendapat surga, padahal engkau cinta terhadap dunia dan suka pada pujian? Serta bagaimana engkau ingin mendapat kebahagiaan, padahal ilmumu sedikit?”.


Semoga menjadi amal kebaikan bagi yang terlibat dalam buku tersebut.

Mantan Pegawai Ungkap Kerja Rodi Elon Musk

Tesla Factory

Elon Musk memang dikenal gila kerja. Dia sering kedapatan tidur di lantai pabrik miliknya agar bisa bekerja kapanpun dia mau. Jadi tidak heran kalau para pegawainya ikutan bekerja rodi.

Hal ini terungkap dari postingan salah satu mantan pegawai Musk di situs tanya jawab Quora, bernama Josh Boehm. Di situs tersebut, dia menjawab pertanyaan 'Seperti apa rasanya bekerja di perusahaan Elon Musk?'.

"Saya biasa bekerja 12 jam lebih per hari dan banyak karyawan lain melakukan hal sama sehingga banyak yang menginap di kantor," tulis Boehm yang dulu bekerja di SpaceX.

Para karyawan Musk bahkan punya ungkapan, 'kalian adalah sopir budak kalian sendiri', untuk menggambarkan betapa mereka harus bekerja dalam waktu panjang di luar jam bekerja orang normal. 

"Kami kerap melontarkan candaan menyindir seperti, 'Oh Anda pekerja paruh waktu ya?,' kepada orang-orang yang pulang 'cepat' sekitar jam 7 malam," ungkapnya.

Sebutan pekerja paruh waktu mereka tujukan bagi mereka yang 'hanya' bekerja 50-60 jam per minggu. Ya, para pegawai Musk bekerja lebih dari 60 jam selama sepekan.

Meski bebannya berat seperti bekerja rodi, Boehm mengatakan kultur bekerja semacam ini justru datang sendiri dari para pekerjanya, bukan karena keharusan dan tekanan dari Musk.

Kemungkinan karena anak buahnya melihat sendiri bagaimana gila kerjanya seorang Musk. Dan pria yang kerap dijuluki Iron Man di dunia nyata ini menghargai kultur tersebut dalam kesuksesannya saat ini.

Boehm sendiri mengaku pengalaman bekerjanya selama di SpaceX telah banyak menggemblengnya menjadi pekerja yang tahan banting.

"Saya diberi tanggung jawab dan kebebasan lebih di SpaceX, dibandingkan perusahaan lain yang pernah saya singgahi. Ini menjadi pengalaman tak ternilai yang berguna ketika saya mendirikan startup sendiri setelah keluar dari SpaceX," tutupnya.
(rns/afr)

-----
dari artikel detikinet

Elon Musk, Kaya dari Membaca Buku


CEO Tesla dan SpaceX, Elon Musk, disebut-sebut sebagai sosok Tony Stark (Iron Man) di dunia nyata. Dia telah sukses meluncurkan roket yang dapat mengirim astronot ke bulan, berupaya mendisrupsi industri automotif lewat mobil listrik Tesla, serta sedang menciptakan platform transportasi cepat Hyperloop.

"Persistensi sangatlah penting.
Anda jangan pernah menyerah,
kecuali memang dipaksa menyerah."
- ELON MUSK -


--
Ketika ditanya bagaimana dia bisa mengetahui semua ilmu tanpa benar-benar menjadi ilmuwan, Musk menjawab dengan sederhana: "Saya membaca buku!". Sedari kecil Musk adalah kutu buku sejati. Dia membaca banyak sekali buku.

Pada usia 9 tahun, Musk bahkan telah membaca seluruh Encyclopedia Britannica. Juga, melahap novel sains fiksi hingga 10 jam perhari. Tampak Elon Musk tengah berpose di depan roket SpaceX yang mengantar manusia ke bulan.

Berkoar Bisa Kalahkan Apple
Elon Musk adalah seoorang jenius. Dia menciptakan mobil listrik sekencang mobil balap, berharap bepergian ke luar angkasa lebih terjangkau, dan bahkan membantu Robert Downey Jr., berperan sebagai Iron Man.

Media memang tidak pernah bisa mengalihkan pandangan dari Elon Musk. Belum lama ini dia mengeluarkan pernyataan yang membuat orang geleng-geleng kepala. Menurutnya, dalam 10 tahun ke depan Tesla, perusahaan mobil listrik yang ia bidani, bisa lebih besar daripada Apple.

Menurut Musk, selama 10 dekade itu, Tesla akan mencapai valuasi hingga USD700 miliar lewat pengembangan teknologi peranti lunak robotik. Sukses Tesla nantinya akan didapat dari "mesin yang membangun mesin".

"Robot yang kami kembangkan bukanlah robot biasa. Namun, sudah diprogram untuk berinteraksi. Jauh lebih kompleks dari software yang ada di mobil Tesla," ungkapnya.

Saat ini Tesla mendapatkan valuasi senilai USD51 miliar. Sementara Apple, yang disebut sebagai perusahaan terbesar di dunia, memiliki valuasi USD776 miliar.

Perangkat lunak robotik yang sedang dikembangkan Musk itu tidak lepas dari teknologi manufaktur yang ada di pabrik Tesla yang bernama Gigafactory. Pabrik tersebut saat ini sedang memproduksi model terbaru Tesla Model 3.

Model 3 akan menjadi varian Tesla yang memiliki harga terjangkau untuk kaum menengah. Inilah visi Musk untuk membawa mobil listrik ke pasar yang jauh lebih luas. Pabrik tersebut diperkirakan bakal memproduksi 500.000 mobil per tahun pada 2018.

Musk berpendapat, sistem produksi menggunakan robot akan lebih menguntungkan dibandingkan memproduksi produk di China seperti yang sedang dilakukan Apple saat ini. "Karena akan sangat sulit ditiru oleh perusahaan lain," ungkap Musk.

Dirikan Tiga Perusahaan Sekaligus
Elon Musk memang sosok yang sangat unik. Setelah jadi miliuner muda karena perusahaan PayPal yang didirikannya dibeli oleh eBay, Elon Musk tidak menginvestasikan jutaan dolar uangnya untuk membuat jejaring sosial. Namun, pria yang kini memiliki kekayaan USD12,7 miliar itu justru membuat tiga perusahaan sekaligus.

Perusahaan pertama, yaitu Tesla Motors yang membuat supercar bertenaga listrik. Tesla kini telah menjual mobil listrik mereka ke seluruh dunia. Model S misalnya, tahun lalu diimpor ke Indonesia dengan banderol Rp1,8 miliar - 2miliar.

Perusahaan kedua adalah Space Exploration Technologies (SpaceX) yang mengembangkan sekaligus menerbangkan wahana luncur antariksa (roket). Roket milik SpaceX telah dikontrak NASA untuk membawa kargo ke Stasiun Luar Angkasa. Ketiga, Elon Musk mendirikan SolarCity, perusahaan yang menyalurkan sistem tenaga surya terbesar di Amerika Serikat.
-danang arradian

-----
Dari tulisan di rubrik LIFESTYLE, KORANSINDO, Selasa, 25 Juli 2017

Sukses Menjual: Efisiensi Lawan Efektivitas


Anda sudah mendengar bahwa "efisiensi" artinya melakukan segala hal dengan benar; "efektivitas" adalah melakukan segala hal yang benar.

Salah seorang yang paling efektif dan efisien yang saya kenal adalah Dave Liniger, pendiri Re/Max Realtors. Dia menciptakan suasana yang mendorong orang-orang di sekelilingnya memanfaatkan sebanyak-banyaknya waktu dan diri mereka.

Dave mendapatkan bahwa 47 persen dari seratus puncak produser Re/Max punya asisten pribadi yang menangani beberapa tanggung jawab "bukan menjual." "Pembantu" ini terlibat dalam kegiatan seperti memasang dan menurunkan tanda "Dijual" dan "Laku" di halaman, menservis mobil, membuat hubungan telepon rutin, mengambil pakaian dari binatu, memasukkan surat ke kantor pos, dan menangani 1001 perincian yang makan waktu.

Mendelegasikan tugas bukan menjual membebaskan salesman profesional supaya bisa melewatkan waktu lebih banyak untuk mencari prospek dan bicara kepada klien, yang jauh lebih mungkin menuju ke penjualan lebih banyak lebih sering. Meningkatkan penjualan berarti menunjang ekonomi dan pendapatan karyawan Re/Max. Yang cukup menarik, sementara para produser puncak ini bekerja lebih lama setiap minggu dibandingkan dengan karyawan penjualan lainnya, mereka jauh lebih mungkin bisa mengambil liburan--sesering sampai enam minggu per tahun.

Kesimpulannya jelas: Semakin baik Anda menggunakan waktu Anda, semakin besar pendapatan yang akan Anda hasilkan; dan semakin besar pendapatan yang Anda hasilkan, semakin banyak waktu luang yang akan Anda miliki untuk keluarga Anda dan untuk melakukan perjalanan yang benar-benar menyenangkan. Singkatnya, orang penjualan dengan penghasilan tinggi bekerja lebih cerdik, tidak harus lebih keras, dan mereka menggunakan orang lain secara lebih efisien dan lebih efektif sehingga setiap orang menang!

-----
dari Buku Pegangan Lengkap Bagi Profesional Penjualan SUKSES MENJUAL - Zig Ziglar

Control Your Mind Control Your Health: Perasaan-Perasaan yang Memengaruhi Kesehatan


Saat ini sudah banyak buku yang memuat bukti bahwa pikiran dan hati yang sehat akan membantu penyembuhan penyakit yang kita derita. Di Amerika, rumah sakit yang terkenal sudah menyediakan ruang meditasi untuk membantu proses penyembuhan. Penulis buku "Emotional Intelligence", Daniel Goeman, mengumpulkan bukti-bukti penelitian ilmiah yang menunjukkan bahwa perasaan kita sangat memengaruhi kesehatan kita. Temuan baru dalam lima sampai sepuluh tahun terakhir menunjukkan bahwa kondisi pikiran dapat memengaruhi kekuatan sistem kekebalan tubuh dan ketangguhan sistem kardiovaskular.

Kondisi perasaan yang menekan adalah amarah, permusuhan, depresi, kesedihan, mengasihi diri sendiri, rasa bersalah, putus asa, gugup, cemas, penyangkalan terhadap kecemasan,dan lain-lain. Sebaliknya, kondisi bermanfaat yang banyak diulas adalah ketenangan, optimisme, keyakinan, sukacita, kemurahan hati, dan kasih sayang.

Kekebalan tubuh tikus putih yang diberi perlakuan kejutan elektris (stressor) berulang kali semakin lama akan semakin berkurang. Ketika kekebalan tubuh mereka sudah berkurang sebesar 80 persen, tikus-tikus itu mulai mati akibat berbagai penyakit.

Riset tentang kondisi pikiran ini bukan hanya terhadap kekebalan tubuh, tetapi juga mencakup penyakit jantung dan penyakit lain yang tidak berhubungan dengan kekebalan tubuh, dan tampaknya, perasaan yang menekan juga dapat memengaruhi kesehatan secara umum.

Dr. John Barefoot dari University of North Carlolina menguji orang yang memperlihatkan gejala kemungkinan sakit jantung yang parah. Mereka menjalani prosedur untuk mengukur penyumbatan pembuluh darah utama, tingkat marah mereka diukur dengan ujian psikologi. Mereka ditanya beberapa hal psikologis, seperti seberapa sering membentak anak-anak. Hasilnya, kelompok orang yang tingkat amarahnya paling kecil mempunyai tingkat penyumbatan yang kecil pula.

Percobaan tentang dampak perasaan terhadap tingkat kematian juga dilakukan oleh Dr. Redford Williams dari Duke University. Percobaan ini mempelajari 2.000 pekerja pabrik yang kebetulan telah menjalani tes kira-kira 25 tahun sebelumnya. Tes yang dulu dilakukan adalah mencakup tingkat permusuhan mereka. Ada sekitar sepuluh persen perbedaan tingkat kematian di antara orang-orang dengan rasa permusuhan yang rendah dibandingkan dengan orang-orang dengan rasa permusuhan yang tinggi. Adapun mereka yang skornya tinggi dalam hal amarah banyak meninggal karena berbagai penyakit, seperti jantung, kanker, darah tinggi, dan penyakit lainnya, bahkan karena hal yang di luar kesehatan, seperti kecelakaan.

Dalam suatu studi yang dimulai pertengahan tahun 1950-an, sekelompok siswa kedokteran diuji dan dikelompokkan menjadi dua jenis sikap, yaitu yang bersikap bermusuhan dan yang tidak. Dua puluh lima tahun kemudian, Williams kembali melacak mereka; dari 136 orang yang bersikap tidak bermusuhan, hanya 3 orang yang telah meninggal. Sementara itu, dari kelompok yang bermusuhan, 16 orang telah meninggal. Menariknya, kebanyakan dari kematian mereka yang marah atau bermusuhan ini terjadi sebelum usia lima puluh tahun.

Hasil penelitian pada riset di Harvard Medical School juga membuktikan bahwa sifat amarah itu menyebabkan penderita mengalami sakit jantung dan kematian. Perasaan tunggal yang paling umum dalam dua jam sebelum serangan jantung yang berat adalah amarah. Ledakan amarah pada penderita jantung dapat menurunkan efisiensi pemompaan jantung sebesar 7%, bahkan lebih.

Dalam banyak studi dan riset mengenai para penderita jantung di Fakultas Kedokteran, Universitas Stanford dan Yale menunjukkan bahwa orang yang mudah marah tiga kali lipat lebih mungkin meninggal daripada pasien-pasien lain karena serangan jantung susulan dalam sepuluh tahun berikutnya.

Kondisi pikiran lain yang berdampak negatif terhadap kesehatan adalah depresi; termasuk perasaan sedih, mengasihani diri, dan berputus asa. Dalam studi terhadap wanita yang menderita kanker payudara, wanita-wanita yang paling depresi mempunyai natural killer cells--salah satu sistem pertahanan tubuh--paling sedikit. Selain itu, tumornya juga paling cepat menjalar (bermetastasis) ke seluruh tubuh.

Para psikiater di Mount Sinai Medical School di New York mengevaluasi tingkat depresi pada orang lanjut usia yang datang ke rumah sakit gangguan tulang pinggul yang retak dan tidak bisa berjalan. Mereka yang tidak depresi tiga kali lipat lebih mungkin berjalan lagi dibandingkan dengan mereka yang depresi dan memiliki kemungkinan untuk pulih ke tingkat kesehatan semula sampai sembilan kali lipat dibandingkan dengan yang depresi. Jadi, dapat disimpulkan bahwa depresi tampaknya juga menghambat pemulihan tulang.

Dalam bukunya Daniel Goleman juga menuliskan bukti-bukti hasil penelitian bahwa kecemasan atau stres juga memperburuk kondisi kesehatan. Dalam suatu eksperimen, mereka mengurung lima ekor monyet jantan yang belum pernah bertemu satu sama lain. Kelompok monyet itu selalu memilih pemimpinnya dengan cara berkelahi. Jika sudah ada pemenangnya, semua monyet lain akan mengikuti perintah dan segalanya pun berjalan damai.

Setiap bulan para periset mengambil dua ekor monyet dan menggantinya dengan monyet yang baru. Ini berarti mereka harus berkelahi lagi untuk menentukan pemimpin baru. Periset melakukan hal tersebut secara terus-menerus selama satu tahun dan, sebagai pembanding, juga mengurung kelompok lima ekor monyet lain tanpa diganti-ganti. Setelah satu tahun, mereka menemukan bahwa monyet yang diganti-ganti tersumbat semua pembuluh arterinya. Bos monyet yang diganti-ganti mempunyai penyumbatan yang paling parah. Sementara bos monyet dari kelompok yang tidak diganti-ganti dan tidak perlu berkelahi paling baik keadaannya dan paling tidak tersumbat pembuluh arterinya.

Dampak kecemasan lain adalah studi terhadap orang-orang yang tinggal dekat reaktor nuklir di Three Mile Island. Walaupun aman dan tidak pernah terjadi kebocoran, orang-orang yang tinggal dekat reaktor cenderung cemas, khawatir, dan prihatin. Ketika sampel darah mereka diambil, ternyata darat  tersebut mengandung lebih sedikit sel T dan sel B daripada sampel darah orang-orang yang tinggal jauh dari reaktor tersebut. Jadi, ketakutan dan kekhawatiran tampaknya juga berdampak terhadap sisitem kekebalan tubuh.

Jika pikiran negatif cenderung menurunkan kualitas kesehatan, sebaliknya perasaan tenang dan pikiran yang baik cenderung meningkatkan kualitas kesehatan. Kebanyakan studi dilakukan terhadap orang-orang yang belajar rileks melalui meditasi.

Dr. Herbert Benson dari Universitas Harvard lagi-lagi menemukan bahwa respons relaksasi sangat baik bagi kesehatan. Studi terhadap mahasiswanya yang menghadapi ujian, tetapi sambil tetap menjalani meditasi setiap harinya, menunjukkan bahwa sel T dalam darahnya meningkat. Semakin sering dan konsisten mereka bermeditasi semakin kuat dampaknya.

Pikiran yang baik seperti kemurahan hati juga dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh. Dr. David McClelland di Harvard menyuruh beberapa orang untuk menonton film tentang ibu Teresa yang sedang merawat orang. Beberapa yang lain menonton tentang pembantaian Nazi di Jerman, yang membuat mereka marah. Saat diukur, ternyata kelompok yang menonton film ibu Teresa mengalami kenaikan sel T, dan kelompok satu lagi mengalami hal yang sebaliknya.

Masih banyak penelitian dan bukti bahwa apa yang kita pikirkan dan rasakan dapat memengaruhi  kualitas kesehatan kita. Jika kita terus mencari, akan kita dapatkan bukti-bukti ilmiah seperti yang kita inginkan. Oleh karena itu, janganlah cepat menilai bila ada hal-hal baru yang masih belum lazim. Jika kita bisa memilih di antara dua kemungkinan, mengapa kita tidak memilih apa yang membawa manfaat bagi kita? Mulai sekarang, marilah bersama-sama berpikir baik dan bertindak baik; semua untuk kepentingan kita sendiri.

-----
dari buku Control Your Mind, Control Your Health - Peter C. Kurniali dan Irianti Erningpraja

Zero To One: Manusia dan Mesin


Sementara industri-industri yang sudah matang mengalami stagnasi, teknologi informasi telah maju begitu pesat sehingga sekarang menjadi sinonim dengan "teknologi" itu sendiri. Sekarang, lebih dari 1,5 juta miliar orang menikmati akses instan ke pengetahuan dari seluruh dunia menggunakan peranti-peranti seukuran genggaman tangan. Semua smartphone zaman sekarang memiliki kemampuan pengolahan data ribuan kali lebih kuat daripada komputer yang dahulu memandu astronaut-astronaut ke bulan. Dan, jika hukum Moore terus bekerja dengan cepat, komputer-komputer masa mendatang akan memiliki kemampuan yang bahkan lebih dahsyat lagi.

Komputer sudah memiliki kemampuan yang cukup untuk mengalahkan manusia dalam kegiatan-kegiatan yang kita anggap sebagai kegiatan khas manusia. Pada 1997, Deep Blue buatan IBM mengalahkan juara catur dunia, Garry Kasparov. Kontestan terbaik yang pernah ada di Jeopardy!, Ken Jennings, menyerah kepada Watson buatan IBM pada 2011. Dan, saat itu mobil-mobil self-driving buatan Google sudah meluncur di jalan-jalan California. Dale Earnhardt Jr. tidak perlu merasa terancam oleh mobil-mobil itu, tetapi Guardian (atas nama jutaan supir di dunia) mengkhawatirkan bahwa mobil-mobil self-driving "dapat memicu gelombang pengangguran baru".

Semua orang mengharapkan komputer berbuat lebih banyak di masa mendatang--begitu banyak sehingga sebagian orang ingin tahu: 30 tahun dari sekarang, apakah ada yang masih harus dikerjakan oleh manusia? "Perangkat lunak tengah menggerogoti dunia," demikian kata pemodal ventura, Marc Andreessen. Pemodal ventura, Andy Kessler, terdengar sangat bersemangat sewaktu menerangkan bahwa cara terbaik untuk menciptakan produktivitas adalah "menyingkirkan manusia". Forbes memilih untuk bersikap lebih cemas ketika media itu bertanya kepada pembacanya: Apakah mesin akan menggantian Anda?

Kaum futuristik tampaknya bisa berharap bahwa jawaban pertanyaan itu adalah ya. Para penganut Luddisme begitu cemas soal kemungkinan digantikan sehingga menurut mereka lebih baik kita berhenti membangun teknologi baru sama sekali. Tidak satu pun dari kedua kubu itu meragukan dasar pemikiran bahwa komputer yang lebih baik akan harus menggantikan pekerja-pekerja manusia. Padahal, dasar pemikiran itu keliru: komputer adalah pelengkap bagi manusia, bukan pengganti. Bisnis yang paling bernilai dalam dasawarsa mendatang akan dibangun oleh para pengusaha yang berusaha memberdayakan orang, bukannya mencoba menjadikan mereka tak lagi berguna.

-----
dari buku ZERO TO ONE, MEMBANGUN STARTUP MEMBANGUN MASA DEPAN - Peter Thiel bersama Blake Masters

The Life-Changing Magic Of Tidying Up; Memulai Berbenah Berarti Membuka Lembaran Hidup Baru


Pernahkah Anda tidak bisa belajar pada malam sebelum ujian dan lantas mulai beres-beres dengan kalut? Saya akui saya pernah. Malahan, saya sering melakukan itu. Saya kumpulkan tumpukan fotokopian di atas meja dan lantas membuang semuanya ke tempat sampah. Lalu, karena tidak bisa berhenti, saya ambil buku-buku pelajaran dan kertas yang berserakan di lantai dan mulai menatanya di rak. Akhirnya, saya membuka laci meja, kemudian menata pulpen serta pensil di dalamnya. Ketika saya melirik jam, ternyata sudah pukul 02.30 pagi. Ketiduran karena dilanda kantuk, saya mendadak terbangun saat sudah pukul 05.00 padi dan baru saat itulah, dalam keadaan panik, saya membuka buku pelajaran dan meneguhkan hati untuk belajar.

Saya mengira hanya saya yang kerap berhasrat untuk beres-beres sebelum ujian, tetapi setelah bertemu sekian banyak orang yang berbuat begitu juga, saya tersadar bahwa fenomena itu lazim terjadi. Banyak orang yang tergugah untuk beres-beres selagi di bawah tekanan, misalkan sebelum ujian. Namun, hasrat itu muncul bukan karena mereka ingin merapikan kamar. Penyebabnya ialah mereka perlu membenahi "sesuatu". Otak mereka sesungguhnya ingin belajar, tetapi ketika melihat ruangan yang acak-acakan, fokus mental bergeser ke "aku perlu merapikan kamar". Kenyataannya bahwa hasrat untuk berbenah jarang sekali terus membara sesudah krisis usai membuktikan kebenaran teori saya. Sehabis ujian, semangat untuk beres-beres yang ada malam sebelumnya kontan padam dan kehidupan kembali seperti sediakala. Kesannya seolah-olah keinginan berbenah telah terhapus dari benak kita. Kenapa? Karena masalah yang mengemuka--keharusan belajar untuk ujian, dalam hal ini--telah "dibereskan".

Tentu saja, bukan berarti bahwa membenahi kamar ampuh untuk menenangkan pikiran yang resah. Sekalipun kegiatan itu mungkin bermanfaat guna menjernihkan benak Anda untuk sementara, rasa lega takkan tahan lama karena penyebab kegelisahan Anda yang sebenarnya belum ditangani. Jangan sampai Anda terkelabui oleh rasa lega yang muncul selepas merapikan sekeliling Anda karena, jika demikian, Anda takkan pernah menyadari pentingnya membenahi aspek psikologis Anda. Ini benar-benar terjadi pada diri saya. Gara-gara merasa "perlu" membereskan kamar, perhatian saya selalu teralihkan sehingga saya tidak kunjung belajar, alhasil nilai-nilai saya selalu jelek.

Mari kita bayangkan sebuah kamar yang berantakan. Kamar itu tidak acak-acakan dengan sendirinya. Yang membuat kamar itu berantakan adalah Anda, orang yang menghuninya. Konon, "kamar yang berantakan adalah cermin dari pikiran yang berantakan". Menurut saya begini. Ketika sebuah ruangan menjadi berantakan, penyebabnya bukan persoalan fisik belaka. Situasi acak-acakan yang bisa dilihat dengan mata mengalihkan perhatian kita dari akar masalah yang sesungguhnya. Kebiasaan berantakan sejatinya adalah refleks instingtif untuk mengalihkan perhatian kita dari pokok permasalahan supaya kita tidak perlu menghadapinya.

Jika Anda tidak bisa merasa santai di ruangan yang bersih dan rapi, cobalah selami kegelisahan Anda. Siapa tahu Anda bisa menemukan apa yang sebenarnya merisaukan Anda. Ketika kamar Anda tertata rapi, Anda tidak punya pilihan selain menekuni batin Anda. Anda bisa melihat persoalan apa saja yang selama ini Anda hindari dan mau tidak mau mesti menghadapinya. Begitu Anda mulai berbenah, lembaran baru dalam hidup Anda niscara akan terbuka. Hasilnya, hidup Anda akan ikut berubah. Itulah sebabnya, Anda perlu merapikan rumah dengan cepat. Dengan demikian, Anda bisa segera menghadapi persoalan-persoalan yang benar-benar penting. Berbenah adalah sarana, bukan tujuan akhir. Tujuan sejati kita adalah merumuskan gaya hidup yang betul-betul kita inginkan begitu rumah kita sudah rapi dan teratur.

-----
dari buku The Life-Changing Magic Of Tidying Up - Marie Kondo
#1 New York Times best seller
"Bukan sekadar bicara tentang membuang atau menata barang, buku ini bahkan bisa mengubah hidup Anda." --Dee Lestari, penulis

Bagimu Juga Kebaikan yang Sama




"Ya Allah,
lancarkanlah usaha bapak ini, berkahi,
berkembang jadi lebih besar,
diberikan kesehatan"





"Ya Allah,
limpahkan kekayaan yang lebih banyak lagi
untuk bapak ini, lindungi dia dan keluarga,
tambahkan kebahagiannya"






"Ya Allah,
semoga dimudahkan usaha adek ini,
berkahi ilmunya dan bisa sekolah hingga perguruan tinggi"




"Dan bagimu juga kebaikan yang sama."


Dari Abu Ad-Darda' radhiallahu 'anhu
dia berkata: Rasulullah-shallallahu 'alaihi wasallam- bersabda:
Tidak ada seorang muslim pun yang mendoakan kebaikan bagi
saudaranya (sesama muslim) tanpa sepengetahuannya, melainkan
malaikat akan berkata "Dan bagimu juga kebaikan yang sama."
[ HR. Muslim ]

Introvert Itu Keren


Anggapku, masih banyak yang memandang sebelah mata orang-orang pendiam seperti kita tidak bisa melakukan apa-apa. Karena kita pendiam? Karena kita mungkin tidak mengatakan banyak hal? seperti mereka para ekstrovert yang berada di garda terdepan menyuarakan opini-opini dan mampu berkomunikasi dan bersosialisasi dengan sangat baik. Tidak apa-apa. Ditenggak saja pandangan itu sembari ingin memberontak dalam diri dan mengupayakan pembuktian kalau kita juga bisa melakukan hal-hal keren dan terpandang seperti bagaimana mereka begitu mendominasi dari kecapakapan mereka menonjolkan diri mereka di publik.

Seharusnya tidak perlu ada perbandingan karena kita melakukan hal dengan cara kita masing-masing dan kita saling melengkapi. Introvert-Ekstrovert. Satu sama lain.

Menurut buku “THE INTROVERT ADVANTAGE” karya Marti Olsen Laney, Introvert adalah sebuah temperamen. Seorang introvert mendapatkan tenaga dari dunia yang berisi ide, emosi, dan pengalaman milik kita sendiri. Introvert merupakan penyimpan energi. 

Menurut Carl Gustav Jung (1875-1961), pada pribadi introvert, energi psikologi lebih diarahkan pada dunia batin. Kekuatan motif yang dominan untuk menilai, merasakan, dan bertindak bersumber dari faktor-faktor internal dalam diri.

Jadi kenapa introvert keren? Beberapa diantaranya karena kita ........

MEMILIKI DUNIA SENDIRI, IMAJINASI.
Jika mempunyai rekan yang memiliki kecenderungan untuk selalu menyendiri bisa jadi karena dia sedang asyik dengan dunianya sendiri, dengan imajinasinya sendiri. Dia sedang mencari cara untuk membuat dunia dalam dirinya nyata.

Seperti yang kita ketahui, salah satu pendiri Apple Inc. Steve Wozniak, seorang introvert yang dengan imajinasinya dan upaya merealisasikannya. Kita bisa menikmati PC besutan Apple yang revolusioner.

PEMIMPIN MASA DEPAN. 
Bryan Walsh, seorang kepala biro majalah TIME di Tokyo, pernah menuliskan bahwa ada lebih banyak CEO yang berkepribadian introvert. Menurut sebuah estimasi, 40% dari pebisnis Amerika yang super energik dalam rentang kepribadian termasuk ke dalam kategori introvert. Kemampuan untuk mengukur resiko dan tetap fokus dalam jangka waktu yang lama merupakan kualitas yang sangat berharga bagi seorang pemimpin dalam memimpin perusahaan.

Kita bisa melihat bagaimana Bill Gates yang membangun Microsoft. Larry Page dan Sergey Brin membangun Google. Mark Zuckerberg membangun Facebook. William Tanuwidjaya membangun Tokopedia. Masih beberapa dan banyak lagi lainnya.

MENGUTAMAKAN KUALITAS.
Secara alamiah, kita, kaum introvert berpikir sebelum bertindak, mencerna dalam-dalam informasi, fokus lebih lama pada tugas kita, lebih berhati-hati, lebih tidak mudah menyerah, dan bekerja secara lebih akurat. Kita akan selalu mencurahkan segenap pemikiran dan perhatian untuk menyelesaikan tugas dan sangat mementingkan kualitas.

Begitupun dalam hal bersosialisasi, walaupun banyak anggapan umum mengira bahwa kita, kaum introvert buruk dalam berkomunikasi, faktanya kita juga merupakan komunikator yang handal. Hanya saja kita lebih memilih terlibat dengan kelompok kecil daripada kelompok besar. Kita mementingkan kualitas interaksi daripada kuantitas.


Jadi, kita ini seharusnya bisa jadi keren kan? Kita juga bisa menjadi seseorang yang begitu dipertimbangkan, tapi ya, jika kita bisa mengolah dan bekerja keras memaksimalkan potensi yang ada di diri kita. 

Bertemu 10 Tahun Diriku

introvert-sendysaga, indonesia




introvert, extrovert, character, sendysaga








"You don't need the whole world to love you.
Just a few good people."

- The Greatest Showman -

[Learn English #01] Pervasive


Di suatu paragraf dalam suatu bacaan, Sendy menemukan satu kata yang tidak Sendy ketahui artinya. Kata itu adalah PERVASIVE.

And it's pervasive.
Kalau di google translate, kata pervasive merupakan adjektiva.

Adjektiva sendiri itu berarti kata sifat (kelas kata yang mengubah nomina atau pronomina.)
 
Pervasive sendiri itu berarti yang dapat menembus, yang dapat meliputi, yang dapat menjalar, yang dapat merembet. yang dapat menyebar...

Contoh kalimat dengan kata Pervasive:

 In this way they are constant and pervasive, endemic to the human condition.
 Dengan cara ini mereka konstan dan meresap, endemik pada kondisi manusia.

 Despite all the media campaigns focusing on bullying, the practice is still pervasive in schools.
 Terlepas dari semua kampanye media yang berfokus pada bullying, praktik ini masih menyebar di sekolah-sekolah.

 Knowledge networks have become pervasive because they can be simple to implement.
 Pengetahuan jaringan telah meluas karena mereka dapat dengan mudah diimplementasikan.

 Modern-day society is replete with situations that make chronic stress highly pervasive.
 Masyarakat modern penuh dengan situasi yang membuat stres kronis yang sangat meresap.

 Kinship is one of the more important, pervasive, and complex systems of culture.
 Kekerabatan adalah salah satu sistem budaya yang lebih penting, luas, dan kompleks.

 Crime is now more organised, more professional, more ruthless and more pervasive.
 Kejahatan sekarang lebih terorganisir, lebih profesional, lebih kejam, dan lebih luas.


Pervasive,

pervasive,

pervasive,

pervasive.


Got you, Pervasive!


Jika ada kesalahan dan ingin membenarkan bisa disampaikan di kolom komentar.
Terima kasih.. :"))

[ Translation En-Id ] Your Time Is Money, So Stop Wasting It


Ini adalah permulaan Sendy untuk belajar bahasa inggris, karena di era saat ini bahasa inggris semakin hari semakin penting. Juga banyak dokumen biasa hingga dokumen rahasia yang harus dipahami dengan bahasa inggris. Jadi Sendy akan berusaha melatihnya. Artikel kali ini berasal dari artikel entrepreneur.com. Pastinya ada banyak kesalahan, jika ada yang ingin membenarkan bisa disampaikan di kolom komentar ya. :"))


   Your Time Is Money, So Stop Wasting It
   Waktumu adalah Uang, Jadi Berhentilah Menyia-nyiakannya


   Studies show that employees spend about 31 hours per month in meetings, and spend less than 60 percent of time actually working productively.
   Penelitian menunjukkan bahwa karyawan menghabiskan sekitar 31 jam setiap bulan untuk meeting, dan menghabiskan waktu kurang dari 60 persen waktu untuk bekerja secara produktif.

   Having gone to work for a major public relations firm right out of college, I came to understand the value of an hour very early on in my career.   While I made far less than my billable rate, clients paid just over $100 an hour for time I spent working on their account.   For each 15-minute increment I billed, I had to justify the work I did.   If a project gave me difficulty, or I was just having a particularly unproductive day, I’d adjust my hours accordingly.  
   Bekerja untuk Perusahaan Hubungan Masyarakat setelah keluar dari kampus, saya memahami nilai dari satu jam lebih awal dalam karir saya.   Sementara saya menghasilkan jauh lebih sedikit dari tarif yang dapat ditagih, klien hanya membayar $100 per jam untuk waktu yang saya habiskan untuk bekerja di akun mereka.   Setiap kenaikan 15 menit yang saya tagihkan, saya harus membenarkan pekerjaan yang saya lakukan.   Jika sebuah project membuat saya kesulitan, atau saya mengalami hari yang tidak produktif, dengan demikian saya akan menyesuaikan jam saya.  

   Though I no longer have to enter my time and match it up with billing codes at the end of the day, the mindset has served me exceptionally well.   I’ve found that it’s incredibly helpful in any workplace -- even in the nonprofit sector, where making money isn’t even part of the objective.   The hours of the day are finite and intrinsically valuable, and the most successful managers and entrepreneurs are those who not only properly manage their own time, but the time of others.  
   Walaupun saya tidak lagi harus memasukkan waktu saya dan mencocokannya dengan kode tagihan di akhir hari, pola pikir sangat membantu saya.   Saya mendapati bahwa ini sangat membantu di tempat kerja manapun, bahkan di sektor nirlaba, dimana menghasilkan uang bahkan bukan bagian dari tujuan.   Jam-jam dalam sehari itu terbatas dan pada hakikatnya bernilai, dan manajer dan pengusaha paling sukses adalah mereka yang tidak hanya mengatur dengan baik waktu mereka, tetapi juga waktu orang lain.  

   I’ve since left the world of public relations firms, but I continue to assign a dollar amount to my hours, and I recommend that anyone else who regularly juggles tasks do the same.   If you look at the first hour of the day as, say, $100 instead of 9 to 10 a.m. on your calendar, it becomes easier to prioritize important tasks by planning your hours, days and weeks around major objectives.   It can also help you cut back on time-sucking activities that you might have thought were worth your time, but in a new light, simply aren’t worth the money.  
   Sejak saya meninggalkan dunia perusahaan hubungan masyarakat, tapi saya terus menetapkan sejumlah dolar untuk jam saya, saya merekomendasikan kepada siapapun yang rutin melakukan banyak tugas dalam waktu bersamaan melakukan hal yang sama.   Jika kamu lihat di jam pertama di suatu hari sebagai, katakanlah, $100 daripada 9 ke 10 a.m. di kalendermu, ini akan memudahkan untuk memprioritaskan tugas penting dengan merencanakan jam, hari, dan minggu di sekitar tujuan utama.   Hal itu juga akan membantu kamu mengurangi kegiatan yang menghabiskan waktu yang mungkin kamu pikir pantas untuk waktumu, tapi dengan cara baru, cukup tidak sepadan dengan uang.  

   As a manager, it’s equally important to place a value on the time of your colleagues and employees.   My time is worth more than my staff’s, and their time is worth more than an intern’s.   Everyone understands this dynamic and plans accordingly.   It helps them to decide whether a task is better left to an intern or if it might be better to manage up and ask me to take something off their plate.   By determining the relative importance -- and time-sensitivity -- of tasks, it makes it much easier to assign and complete them in the most productive manner possible.  
   Sebagai manajer, sama pentingnya untuk memberi nilai pada waktu kolega dan karyawanmu.   Waktuku lebih berharga dari staf saya, dan waktu mereka lebih berharga dari pekerja magang.   Setiap orang mengerti dinamika ini dan merencanakannya demikian.   Itu membantu mereka untuk memutuskan apakah sebuah tugas lebih baik diberikan kepada pekerja magang atau apakah mungkin lebih baik untuk mengelola dan meminta saya untuk mengambil tanggung jawab.   Dengan menentukan kepentingan relatif, -- dan sensitivitas waktu -- tugas, membuatnya lebih mudah untuk menetapkan dan menyelesaikannya dengan cara yang paling produktif.  

   Assigning monetary value to both tasks and employees helps clear schedules of time-sucking activities that drag on production.   An hour-long, 20-person meeting where only 10 people really need to be in attendance translates to more than a full workday’s worth of wasted time.  
   Menetapkan nilai moneter untuk tugas dan karyawan membantu menjernihkan jadwal kegiatan yang menghabiskan waktu yang menghambat produksi.   Sepanjang satu jam, dimana pertemuan 20 orang hanya 10 orang yang benar-benar perlu hadir berarti lebih dari waktu kerja yang sia-sia.  

   For workplace veterans, this line of thinking may be second nature, but for young professionals, the value of an hour wasted doesn’t always ring true.   Regardless of whether the billable hour is on its way out as a billing mechanism, it’s a valuable mental model to apply to almost any career.   If we all treated our minutes a little more like dollars, there might be less time spent on Facebook and fantasy football and more spent moving our organizations forward.  
   Untuk pekerja kawakan di tempat kerja, garis pemikiran ini mungkin merupakan kebiasaan kedua, namun, bagi para profesional muda, nilai dari satu jam yang terbuang tidak selalu benar.   Terlepas dari apakah tagihan jam sebagai jalan keluar sebagai mekanisme tagihan, itu adalah model mental yang berharga untuk diterapkan pada hampir semua karir.   Jika kita memperlakukan menit kita sedikit lebih seperti dolar, mungkin ada lebih sedikit waktu yang dihabiskan di facebook dan fantasy football dan lebih banyak dihabiskan untuk memajukan organisasi kita.  


Words
increment ( noun |  nomina / kata benda) : kenaikan, tambahan

accordingly ( adverbia |  kata keterangan) : demikian, karena itu, karenanya, oleh karena itu, maka

exceptionally ( adverbia |  kata keterangan) : sangat, sekali, luar biasa

finite ( adjektiva |  kata sifat) : terbatas

intrinsically ( adverbia |  kata keterangan) : secara intrinsik, pada hakekatnya

assign ( verba |  kata kerja) : menetapkan, menentukan, menugaskan

juggles tasks : melakukan banyak tugas dalam waktu bersamaan ?

new light : memahami sesuatu dengan cara baru

manage up : kelola

take something off their plate : mengambil tanggung jawab ?

by determining : dengan menentukan