[ Translation En-Id ] Your Time Is Money, So Stop Wasting It


Ini adalah permulaan Sendy untuk belajar bahasa inggris, karena di era saat ini bahasa inggris semakin hari semakin penting. Juga banyak dokumen biasa hingga dokumen rahasia yang harus dipahami dengan bahasa inggris. Jadi Sendy akan berusaha melatihnya. Artikel kali ini berasal dari artikel entrepreneur.com. Pastinya ada banyak kesalahan, jika ada yang ingin membenarkan bisa disampaikan di kolom komentar ya. :"))


   Your Time Is Money, So Stop Wasting It
   Waktumu adalah Uang, Jadi Berhentilah Menyia-nyiakannya


   Studies show that employees spend about 31 hours per month in meetings, and spend less than 60 percent of time actually working productively.
   Penelitian menunjukkan bahwa karyawan menghabiskan sekitar 31 jam setiap bulan untuk meeting, dan menghabiskan waktu kurang dari 60 persen waktu untuk bekerja secara produktif.

   Having gone to work for a major public relations firm right out of college, I came to understand the value of an hour very early on in my career.   While I made far less than my billable rate, clients paid just over $100 an hour for time I spent working on their account.   For each 15-minute increment I billed, I had to justify the work I did.   If a project gave me difficulty, or I was just having a particularly unproductive day, I’d adjust my hours accordingly.  
   Bekerja untuk Perusahaan Hubungan Masyarakat setelah keluar dari kampus, saya memahami nilai dari satu jam lebih awal dalam karir saya.   Sementara saya menghasilkan jauh lebih sedikit dari tarif yang dapat ditagih, klien hanya membayar $100 per jam untuk waktu yang saya habiskan untuk bekerja di akun mereka.   Setiap kenaikan 15 menit yang saya tagihkan, saya harus membenarkan pekerjaan yang saya lakukan.   Jika sebuah project membuat saya kesulitan, atau saya mengalami hari yang tidak produktif, dengan demikian saya akan menyesuaikan jam saya.  

   Though I no longer have to enter my time and match it up with billing codes at the end of the day, the mindset has served me exceptionally well.   I’ve found that it’s incredibly helpful in any workplace -- even in the nonprofit sector, where making money isn’t even part of the objective.   The hours of the day are finite and intrinsically valuable, and the most successful managers and entrepreneurs are those who not only properly manage their own time, but the time of others.  
   Walaupun saya tidak lagi harus memasukkan waktu saya dan mencocokannya dengan kode tagihan di akhir hari, pola pikir sangat membantu saya.   Saya mendapati bahwa ini sangat membantu di tempat kerja manapun, bahkan di sektor nirlaba, dimana menghasilkan uang bahkan bukan bagian dari tujuan.   Jam-jam dalam sehari itu terbatas dan pada hakikatnya bernilai, dan manajer dan pengusaha paling sukses adalah mereka yang tidak hanya mengatur dengan baik waktu mereka, tetapi juga waktu orang lain.  

   I’ve since left the world of public relations firms, but I continue to assign a dollar amount to my hours, and I recommend that anyone else who regularly juggles tasks do the same.   If you look at the first hour of the day as, say, $100 instead of 9 to 10 a.m. on your calendar, it becomes easier to prioritize important tasks by planning your hours, days and weeks around major objectives.   It can also help you cut back on time-sucking activities that you might have thought were worth your time, but in a new light, simply aren’t worth the money.  
   Sejak saya meninggalkan dunia perusahaan hubungan masyarakat, tapi saya terus menetapkan sejumlah dolar untuk jam saya, saya merekomendasikan kepada siapapun yang rutin melakukan banyak tugas dalam waktu bersamaan melakukan hal yang sama.   Jika kamu lihat di jam pertama di suatu hari sebagai, katakanlah, $100 daripada 9 ke 10 a.m. di kalendermu, ini akan memudahkan untuk memprioritaskan tugas penting dengan merencanakan jam, hari, dan minggu di sekitar tujuan utama.   Hal itu juga akan membantu kamu mengurangi kegiatan yang menghabiskan waktu yang mungkin kamu pikir pantas untuk waktumu, tapi dengan cara baru, cukup tidak sepadan dengan uang.  

   As a manager, it’s equally important to place a value on the time of your colleagues and employees.   My time is worth more than my staff’s, and their time is worth more than an intern’s.   Everyone understands this dynamic and plans accordingly.   It helps them to decide whether a task is better left to an intern or if it might be better to manage up and ask me to take something off their plate.   By determining the relative importance -- and time-sensitivity -- of tasks, it makes it much easier to assign and complete them in the most productive manner possible.  
   Sebagai manajer, sama pentingnya untuk memberi nilai pada waktu kolega dan karyawanmu.   Waktuku lebih berharga dari staf saya, dan waktu mereka lebih berharga dari pekerja magang.   Setiap orang mengerti dinamika ini dan merencanakannya demikian.   Itu membantu mereka untuk memutuskan apakah sebuah tugas lebih baik diberikan kepada pekerja magang atau apakah mungkin lebih baik untuk mengelola dan meminta saya untuk mengambil tanggung jawab.   Dengan menentukan kepentingan relatif, -- dan sensitivitas waktu -- tugas, membuatnya lebih mudah untuk menetapkan dan menyelesaikannya dengan cara yang paling produktif.  

   Assigning monetary value to both tasks and employees helps clear schedules of time-sucking activities that drag on production.   An hour-long, 20-person meeting where only 10 people really need to be in attendance translates to more than a full workday’s worth of wasted time.  
   Menetapkan nilai moneter untuk tugas dan karyawan membantu menjernihkan jadwal kegiatan yang menghabiskan waktu yang menghambat produksi.   Sepanjang satu jam, dimana pertemuan 20 orang hanya 10 orang yang benar-benar perlu hadir berarti lebih dari waktu kerja yang sia-sia.  

   For workplace veterans, this line of thinking may be second nature, but for young professionals, the value of an hour wasted doesn’t always ring true.   Regardless of whether the billable hour is on its way out as a billing mechanism, it’s a valuable mental model to apply to almost any career.   If we all treated our minutes a little more like dollars, there might be less time spent on Facebook and fantasy football and more spent moving our organizations forward.  
   Untuk pekerja kawakan di tempat kerja, garis pemikiran ini mungkin merupakan kebiasaan kedua, namun, bagi para profesional muda, nilai dari satu jam yang terbuang tidak selalu benar.   Terlepas dari apakah tagihan jam sebagai jalan keluar sebagai mekanisme tagihan, itu adalah model mental yang berharga untuk diterapkan pada hampir semua karir.   Jika kita memperlakukan menit kita sedikit lebih seperti dolar, mungkin ada lebih sedikit waktu yang dihabiskan di facebook dan fantasy football dan lebih banyak dihabiskan untuk memajukan organisasi kita.  


Words
increment ( noun |  nomina / kata benda) : kenaikan, tambahan

accordingly ( adverbia |  kata keterangan) : demikian, karena itu, karenanya, oleh karena itu, maka

exceptionally ( adverbia |  kata keterangan) : sangat, sekali, luar biasa

finite ( adjektiva |  kata sifat) : terbatas

intrinsically ( adverbia |  kata keterangan) : secara intrinsik, pada hakekatnya

assign ( verba |  kata kerja) : menetapkan, menentukan, menugaskan

juggles tasks : melakukan banyak tugas dalam waktu bersamaan ?

new light : memahami sesuatu dengan cara baru

manage up : kelola

take something off their plate : mengambil tanggung jawab ?

by determining : dengan menentukan