T-Shaped Person


Ada seseorang yang tidak puas hanya dengan satu minat. Ada yang selalu mencoba banyak hal. Selama bertahun-tahun, dimulai dari berenang hingga menggambar, pemodelan 3D, panjat tebing hingga penulisan esai hingga bisnis online. Namun di sepanjang waktu, ada satu hal yang akan tetap menjadi fokus, menulis misalnya, bidang keahlian yang akan dibanggakan untuk dikatakan kepada orang lain.

Lebih lanjut, sebagai contoh, Henry David Thoreau. Orang-orang mengingatnya karena tulisan-tulisannya tentang alam dan politik, tetapi Henry juga masuk ke bidang sejarah, biologi, puisi, tumbuh-tumbuhan, travel, survei tanah, dan banyak lagi.

Ada julukan untuk fenomena seseorang dengan berbagai minat namun fokus pada satu bidang. Julukan itu bernama T-Shaped Person, dan itu adalah salah satu konsep yang paling kuat bagi siapa saja yang ingin membangun keahlian yang beragam sambil tetap memiliki spesialisasi yang berharga (fokus utama).

Apakah itu T-Shaped Person?
"A T-Shaped person has deep knowledge/skills in one area and a broad base of general supporting knowledge/skills."

Jika kedalaman dan keluasan divisualisasikan, maka akan membentuk huruf “T”.
Rincian persisnya akan berbeda dari masing-masing orang. Memang, jika baru memulai suatu hal, pengetahuan / skill -set-nya akan dimulai dengan “I” (spesialis tanpa pengetahuan umum)
Atau mungkin “dash” dengan pengetahuan umum yang beragam tapi tanpa spesialisasi.
Keuntungan menjadi T-Shaped Person
Ketika berkomitmen untuk menjadi T-Shaped Person, manfaat yang didapat dari spesialisasi dan generalisasi, sambil menghindari jebakan menjadi hanya spesialis atau generalis. Antara lain:

Baik dalam berkolaborasi dengan orang lain
Karena T-Shaped Person memiliki pengetahuan yang luas, akan cukup mengetahui bagaimana berkomunikasi dengan para spesialis di berbagai bidang. Hal ini akan membuat kolaborasi semakin mudah. Contohnya, jika ada seseorang dengan jurusan sejarah (spesialis sejarah) dengan pemahaman dasar visualisasi data, maka dia dapat bekerja lebih efektif dengan siswa ilmu komputer yang membantunya membuat model tren sejarah dalam tugas akhirnya.

Tetap tertarik
Jika hanya fokus pada satu bidang, itu akan terasa monoton. Bagaimanapun menariknya topik tersebut, variasi adalah kunci untuk menjaga pikiran tetap terhubung. Sebagai T-Shaped person, selalu ada bidang lain untuk diarungi ketika sedang jenuh dari suatu spesialisasi.

Mengalami kepuasan mendalam
Bahkan saat sedang berpindah ke bidang yang berbeda untuk menghindari kebosanan, akan datang rasa kepuasan dari menyelami suatu bidang. Semakin dalam melangkah, semakin menyadari betapa luasnya bidang pengetahuan yang T-Shaped miliki dan betapa ada masa depan pembelajaran di masa depan.

Menjadi lebih kreatif
Ada gagasan klasik dalam seni (dan dalam bisnis) bahwa gagasan terbesar terjadi di persimpangan disiplin ilmu. Ketika memiliki basis pengetahuan yang luas, maka hal itu bisa dimanfaatkan untuk membangun kekebalan terhadap “paradoks keahlian” dimana pengetahuan tentang satu bidang mengaburkan suatu kemampuan untuk melihat ide-ide baru. Contohnya dalam channel Youtube Vihart menunjukkan kepada kita apa yang terjadi pada pertemuan dari matematika, musik, dan seni visual.

Lebih atraktif bagi atasan
T-Shaped person bisa memiliki resume yang menonjol dibandingkan dengan seseorang yang hanya fokus pada jurusan mereka dan tidak pernah bercabang. Terutama pada saat wawancara, manager perekrutan membayangkan T-Shaped person akan bisa membawa lebih banyak kemampuan ke pekerjaannya.